OLEH :
NAMA : ROMI ANDRIAN
NIM : 09C10432053
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH
2010
BAB I
PENDAHULUAN
1.
1 Latar
Belakang
Manusia dalam kehidupan sehari-hari
membutuhkan energi dalam melakukan setiap aktivitas. Energi tersebut dapat
bersumber dari makanan yang di konsumsi sehari-hari. Kebutuhan manusia akan
energi sangat bervariasi, hal ini di karenakan perbedaan usia, pekerjaan serta
aktivitas setiap orang. Selain energi, banyak senyawa lain yang dibutuhkan
tubuh agar tubuh tetap seimbang, salah satunya yaitu vitamin. Vitamin di dalam
tubuh berfungsi sebagai pengatur metabolism, mengubah lemak menjadi energi dan
ikut serta mengatur pembentukan tulang dan jaringan.
Vitamin adalah senyawa-senyawa
organic tertentu yang diperlukan dalam jumlah kecil (diet) seseorang tetapi
esensial untuk reaksi metabolism dalam sel dan penting untuk dalam kelangsungan
tahap pertumbuhan normal serta memelihara kesehatan tubuh. Vitamin merupakan
nutrient organic yang dibutuhkan dalam jumlah kecil untuk berbagai fungsi
biokimiawi dan yang umumnya tidak disintesis oleh tubuh sehingga harus
didapatkan dari makanan. Vitamin juga berfungsi sebagai pengatur regenerasi
kulit, penglihatan, system susunan saraf dan sistem imun di dalam tubuh serta
berperan dalam proses pembekuan darah.
1. 2 Tujuan
Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini
adalah untuk mengetahui sejarah dari vitamin, pengertian Vitamin, Pembagian
Vitamin, fungsi vitamin dan metabolisme vitamin di dalam tubuh.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Pengertian
Vitamin
Vitamin merupakan nutrisi tanpa
kalori yang penting dan dibutuhkan untuk metabolisme tubuh manusia dan hewan.
Vitamin tidak dapat diproduksi oleh tubuh manusia dan hewan, tetapi diperoleh
dari makanan sehari-hari. Fungsi khusus vitamin adalah sebagai kofaktor (elemen
pembantu) untuk reaksi enzimatik (Stryer, 1995).
Vitamin yang larut dalam lemak
merupakan molekul hidrifobik apolar, yang semuanya adalah derivate isoprene.
Molekul-molekul ini tidak disintesis tubuh dalam jumlah yang memadai sehingga
harus disuplai dari makanan. Vitamin-vitamin yang larut dalam lemak ini
memerlukan absorbsi lemak yang normal agar vitamin tersebut dapat diabsorbsi
secara efesien (Djaeni, 1989).
Vitamin merupakan salah satu dari
berbagai jenis senyawa yang dapat menghambat perusakan tunuh oleh senyawa
radikal bebas terkait dengan aktivitas antioksidannya. Asupan antioksidan yang
cukup akan membantu tubuh mengurangi efek penuaan oleh radikal bebas, terutama
oleh oksigen bebas yang reaktif. Selain itu, vitamin juga berkontribusi dalam
menyokong system imun yang baik sehingga resiko terkena berbagai penyakit
degeneratif dan penyakit lainnya dapat berkurang (Girindra, 1993).
Vitamin E dapat membantu melindungi
tubuh dari oksidasi senyawa radikal bebas. Vitamin ini juga mampu bekerja dalam
kondisi kadar senyawa radikal bebas yang tinggi sehingga mampu dengan efesien
dan efektif menekan reaksi perusakan jaringan di dalam tubuh melalui proses
oksidasi. Di samping vitamin E, terdapat satu jenis vitamin lagi yang juga
memiliki aktivitas antioksidan tinggi yaitu vitamin C (Kuchel, 2006).
Kolin (choline) merupakan
salah satu senyawa yang termasuk dalam golongan senyawa serupa vitamin. Senyawa
ini dapat ditemukan di setiap sel mahluk hidup dan berperan dalam pengaturan
system saraf yang baik serta metabolism sel. Mioinositol juga termasuk dalam
golongan senyawa serupa vitamin yang larut dalam air (Marks, 2000).
BAB III
PEMBAHASAN
3.
1 Sejarah
Vitamin merupakan suatu senyawa yang
telah lama dikenal oleh peradaban manusia. Sudah sejak ribuan tahun lalu,
manusia telah mengenal vitamin sebagai salah satu senyawa yang dapat memberikan
efek kesehatan bagi tubuh. Seiring dengan berkembangnya zaman dan ilmu
pengetahuan, berbagai hal dan penelusuran lebih mendalam mengenai vitamin pun
turut diperbaharui. Garis besar sejarah vitamin dapat dibagi menjadi 5 era
penting. Disetiap era tersebut, terjadi suatu kemajuan besar terhadap senyawa
vitamin ini yang diakibatkan oleh adanya kemajuan teknologi dan ilmu
pengetahuan.
a. Era penyembuhan
empiris
Era pertama dimulai pada sekitar
tahun 1500-1570 sebelum masehi. Pada masa itu, banyak ahli pengobatan dari
berbagai bangsa, seperti Mesir, Cina, Jepang, Yunani, Roma, Persia, dan Arab,
telah menggunakan ekstrak senyawa (diduga vitamin) dari hati yang kemudian
digunakan untuk menyembuhkan penyakit kerabunan pada malam hari. Walau pada
masa tersebut ekstrak hati tersebut banyak digunakan, para ahli pengobatan
masih belum dapat mengidentifikasi senyawa yang dapat menyembuhkan penyakit
kerabunan tersebut. Oleh karena itu, era ini dikenal dengan era penyembuhan
empiris (berdasarkan pengalaman).
b. Era karakterisasi defisiensi
Perkembangan besar berikutnya
mengenai vitamin baru kembali muncul pada tahun 1890-an. Penemuan ini
diprakarsai oleh Lunin dan Christiaan Eijkman yang melakukan penelitian
mengenai penyakit defisiensi pada hewan. Penemuan inilah yang kemudian memulai
era kedua dari lima garis besar sejarah vitamin di dunia. Penelitian mereka
terfokus pada pengamatan penyakit akibat defisiensi senyawa tertentu. Beberapa
tahun berselang, ilmuwan Sir Frederick G. Hopkins yang sedang melakukan
analisis penyakit beri-beri pada hewan menemukan bahwa hal ini disebabkan oleh
kekurangan suatu senyawa faktor pertumbuhan (growth factor).
c. Masa
keemasan
Era ketiga sejarah vitamin terjadi
beberapa dekade berikutnya. Pada masa tersebut, terjadi banyak penemuan besar
mengenai vitamin itu sendiri, meliputi penemuan vitamin jenis baru, metode
penapisan yang diperbahurui, penggambaran struktur lengkap vitamin, dan
sÃntesis vitamin B12. Oleh karena hal tersebutlah, era ketiga dari garis besar sejarah
vitamin ini dikenal dengan masa keemasan (golden age).
d. Era karakterisasi
fungsi dan produksi
Era keempat ditandai dengan
banyaknya penemuan mengenai fungsi biokimia vitamin di dalam tubuh, perannya
dalam makanan yang kita konsumsi sehari-hari, dan produksi komersial vitamin
untuk pertama kalinya dalam sejarah.
e. Era penemuan
nilai kesehatan vitamin
Banyak ditemukan nilai kesehatan
dari masing-masing jenis vitamin dan penemuan baru mengenai fungsi biokimia
vitamin bagi tubuh. Masa ini dimulai pada tahun 1955 ketika Rudolf Altschul
menemukan bahwa niasin (vitamin B3) dapat menurunkan kadar kolesterol dalam
darah. Peranan kesehatan ini terlepas dari efek defisiensi vitamin B3 itu
sendiri maupun perannya sebagai koenzim dalam metabolisme tubuh.
3.
2 Definisi Vitamin
Vitamin adalah suatu zat senyawa
kompleks yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita yang berfungsi untuk mambantu
pengaturan atau proses kegiatan tubuh. Vitamin merupakan nutrient organic yang
dibutuhkan dalam jumlah kecil untuk berbagai fungsi biokimiawi dan yang umumnya
tidak disintesis oleh tubuh sehingga harus didapatkan dari makanan. Vitamin
juga berfungsi sebagai pengatur regenerasi kulit, penglihatan, system susunan
saraf dan sistem imun di dalam tubuh serta berperan dalam proses pembekuan
darah
3. 3 Pembagian
Vitamin
Secara garis besar, vitamin dapat
dikelompokkan menjadi 2 kelompok besar, yaitu vitamin yang larut dalam air dan
vitamin yang larut dalam lemak. Hanya terdapat 2 vitamin yang larut dalam air,
yaitu B dan C, sedangkan vitamin lainnya, yaitu vitamin A, D, E, dan K bersifat
larut dalam lemak. Vitamin yang larut dalam lemak akan disimpan di dalam
jaringan adiposa (lemak) dan di dalam hati. Vitamin ini kemudian akan
dikeluarkan dan diedarkan ke seluruh tubuh saat dibutuhkan.
Berbeda dengan vitamin yang larut
dalam lemak, jenis vitamin larut dalam air hanya dapat disimpan dalam jumlah
sedikit dan biasanya akan segera hilang bersama aliran makanan. Saat suatu
bahan pangan dicerna oleh tubuh, vitamin yang terlepas akan masuk ke dalam
aliran darah dan beredar ke seluruh bagian tubuh. Apabila tidak dibutuhkan,
vitamin ini akan segera dibuang tubuh bersama urin. Oleh karena hal inilah,
tubuh membutuhkan asupan vitamin larut air secara terus-menerus.
3.3.1 Vitamin yang larut di dalam lemak
a. Vitamin
A
Vitamin A merupakan vitamin yang
berperan dalam pembentukkan indra penglihatan yang baik, terutama di malam
hari, dan sebagai salah satu komponen penyusun pigmen mata di retina. Selain
itu, vitamin ini juga berperan penting dalam menjaga kesehatan kulit dan
imunitas tubuh. Vitamin ini bersifat mudah rusak oleh paparan panas, cahaya
matahari, dan udara. Sumber makanan yang banyak mengandung vitamin A, antara
lain susu, ikan, sayur-sayuran (terutama yang berwarna hijau dan kuning), dan
juga buah-buahan (terutama yang berwarna merah dan kuning, seperti cabai merah,
wortel, pisang, dan pepaya).
b. Vitamin D
Bagian tubuh yang paling banyak
dipengaruhi oleh vitamin ini adalah tulang. Vitamin D ini dapat membantu
metabolisme kalsium dan mineralisasi tulang. Sel kulit akan segera memproduksi
vitamin D saat terkena cahaya matahari (sinar ultraviolet). Bila kadar vitamin
D rendah maka tubuh akan mengalami pertumbuhan kaki yang tidak normal, dimana
betis kaki akan membentuk huruf O dan X. Di samping itu, gigi akan mudah
mengalami kerusakan dan otot pun akan mengalami kekejangan. Penyakit lainnya
adalah osteomalasia, yaitu hilangnya unsur kalsium dan fosfor secara berlebihan
di dalam tulang. Penyakit ini biasanya ditemukan pada remaja, sedangkan pada
manula, penyakit yang dapat ditimbulkan adalah osteoporosis, yaitu kerapuhan
tulang akibatnya berkurangnya kepadatan tulang. Kelebihan vitamin D dapat
menyebabkan tubuh mengalami diare, berkurangnya berat badan, muntah-muntah, dan
dehidrasi berlebihan.
c. Vitamin E
Vitamin E berperan dalam menjaga
kesehatan berbagai jaringan di dalam tubuh, mulai dari jaringan kulit, mata,
sel darah merah hingga hati. Selain itu, vitamin ini juga dapat melindungi
paru-paru manusia dari polusi udara. Nilai kesehatan ini terkait dengan kerja
vitamin E di dalam tubuh sebagai senyawa antioksidan alami. Vitamin E banyak
ditemukan pada ikan, ayam, kuning telur, ragi, dan minyak tumbuh-tumbuhan.
Walaupun hanya dibutuhkan dalam jumlah sedikit, kekurangan vitamin E dapat
menyebabkan gangguan kesehatan yang fatal bagi tubuh, antara lain kemandulan
baik bagi pria maupun wanita. Selain itu, saraf dan otot akan mengalami
gangguan yang berkepanjangan.
d. Vitamin K
Vitamin K banyak berperan dalam
pembentukan sistem peredaran darah yang baik dan penutupan luka. Defisiensi
vitamin ini akan berakibat pada pendarahan di dalam tubuh dan kesulitan pembekuan
darah saat terjadi luka atau pendarahan. Selain itu, vitamin K juga berperan
sebagai kofaktor enzim untuk mengkatalis reaksi karboksilasi asam amino asam
glutamat. Oleh karena itu, kita perlu banyak mengkonsumsi susu, kuning telur,
dan sayuran segar yang merupakan sumber vitamin K yang baik bagi pemenuhan
kebutuhan di dalam tubuh.
3.3.2 Vitamin
Larut dalam Air
a. Vitamin B
Golongan vitamin B berperan penting
dalam metabolisme di dalam tubuh, terutama dalam hal pelepasan energi saat
beraktivitas. Hal ini terkait dengan peranannya di dalam tubuh, yaitu sebagai
senyawa koenzim yang dapat meningkatkan laju reaksi metabolisme tubuh terhadap
berbagai jenis sumber energi. Beberapa jenis vitamin yang tergolong dalam
kelompok vitamin B ini juga berperan dalam pembentukan sel darah merah
(eritrosit). Sumber utama vitamin B berasal dari susu, gandum, ikan, dan
sayur-sayuran hijau.
b. Vitamin B1
Vitamin B1 (tiamin) merupakan salah
satu jenis vitamin yang memiliki peranan penting dalam menjaga kesehatan kulit
dan membantu mengkonversi karbohidrat menjadi energi yang diperlukan tubuh
untuk rutinitas sehari-hari. Di samping itu, vitamin B1 juga membantu proses
metabolisme protein dan lemak. Bila terjadi defisiensi vitamin B1, kulit akan
mengalami berbagai gangguan, seperti kulit kering dan bersisik. Tubuh juga
dapat mengalami beri-beri, gangguan saluran pencernaan, jantung, dan sistem
saraf. Untuk mencegah hal tersebut, kita perlu banyak mengkonsumsi banyak
gandum, nasi, daging, susu, telur, dan tanaman kacang-kacangan. Bahan makanan
inilah yang telah terbukti banyak mengandung vitamin B1.
c. Vitamin B2
Vitamin B2 (riboflavin) banyak
berperan penting dalam metabolisme di tubuh manusia. Di dalam tubuh, vitamin B2
berperan sebagai salah satu kompenen koenzim flavin mononukleotida (flavin
mononucleotide, FMN) dan flavin adenine dinukleotida (adenine dinucleotide,
FAD). Kedua enzim ini berperan penting dalam regenerasi energi bagi tubuh
melalui proses respirasi. Defisiensinya dapat menyebabkan menurunnya daya tahan
tubuh, kulit kering bersisik, mulut kering, bibir pecah-pecah, dan sariawan.
d. Vitamin B3
Vitamin B3 (niasin) berperan penting
dalam metabolisme karbohidrat untuk menghasilkan energi, metabolisme lemak, dan
protein. Di dalam tubuh, vitamin B3 memiliki peranan besar dalam menjaga kadar
gula darah, tekanan darah tinggi, penyembuhan migrain, dan vertigo. Berbagai
jenis senyawa racun dapat dinetralisir dengan bantuan vitamin ini. Vitamin B3
termasuk salah satu jenis vitamin yang banyak ditemukan pada makanan hewani,
seperti ragi, hati, ginjal, daging unggas, dan ikan. Akan tetapi, terdapat
beberapa sumber pangan lainnya yang juga mengandung vitamin ini dalam kadar
tinggi, antara lain gandum dan kentang manis. Kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan
tubuh mengalami kekejangan, keram otot, gangguan sistem pencernaan,
muntah-muntah, dan mual.
e. Vitamin
B5
Vitamin B5 (asam pantotenat) banyak
terlibat dalam reaksi enzimatik di dalam tubuh. Hal ini menyebabkan vitamin B5
berperan besar dalam berbagai jenis metabolisme, seperti dalam reaksi pemecahan
nutrisi makanan, terutama lemak. Vitamin B5 dapat ditemukan dalam berbagai
jenis variasi makanan hewani, mulai dari daging, susu, ginjal, dan hati hingga
makanan nabati, seperti sayuran hijau dan kacang hijau. Seperti halnya vitamin
B1 dan B2, defisiensi vitamin B5 dapat menyebabkan kulit pecah-pecah dan
bersisik. Selain itu, gangguan lain yang akan diderita adalah keram otot serta
kesulitan untuk tidur.
f. Vitamin
B6
Vitamin B6 (piridoksin) merupakan
vitamin yang esensial bagi pertumbuhan tubuh. Vitamin ini berperan sebagai
salah satu senyawa koenzim A yang digunakan tubuh untuk menghasilkan energi
melalui jalur sintesis asam lemak, seperti spingolipid dan fosfolipid. Vitamin
ini merupakan salah satu jenis vitamin yang mudah didapatkan karena vitamin ini
banyak terdapat di dalam beras, jagung, kacang-kacangan, daging, dan ikan.
Kekurangan vitamin dalam jumlah banyak dapat menyebabkan kulit pecah-pecah,
keram otot, dan insomnia.
g. Vitamin B12
Vitamin B12 (sianokobalamin)
merupakan jenis vitamin yang hanya khusus diproduksi oleh hewan dan tidak
ditemukan pada tanaman. Oleh karena itu, vegetarian sering kali mengalami
gangguan kesehatan tubuh akibat kekurangan vitamin ini. Vitamin ini banyak
berperan dalam metabolisme energi di dalam tubuh. Vitamin B12 juga termasuk
dalam salah satu jenis vitamin yang berperan dalam pemeliharaan kesehatan sel
saraf, pembentukkan molekul DNA dan RNA, pembentukkan platelet darah. Telur,
hati, dan daging merupakan sumber makanan yang baik untuk memenuhi kebutuhan
vitamin B12. Kekurangan vitamin ini akan menyebabkan anemia (kekurangan darah),
mudah lelah lesu, dan iritasi kulit.
h. Vitamin C
Di dalam tubuh, vitamin C juga
berperan sebagai senyawa pembentuk kolagen yang merupakan protein penting
penyusun jaringan kulit, sendi, tulang, dan jaringan penyokong lainnya. Vitamin
C merupakan senyawa antioksidan alami yang dapat menangkal berbagai radikal
bebas dari polusi di sekitar lingkungan kita. Selain itu, vitamin C berperan
dalam menjaga bentuk dan struktur dari berbagai jaringan di dalam tubuh,
seperti otot. Vitamin ini juga berperan dalam penutupan luka saat terjadi
pendarahan dan memberikan perlindungan lebih dari infeksi mikroorganisme patogen.
Melalui mekanisme inilah vitamin C berperan dalam menjaga kebugaran tubuh dan
membantu mencegah berbagai jenis penyakit. Defisiensi vitamin C juga dapat
menyebabkan gusi berdarah dan nyeri pada persendian. Akumulasi vitamin C yang
berlebihan di dalam tubuh dapat menyebabkan batu ginjal, gangguan saluran
pencernaan, dan rusaknya sel darah merah.
Berikut
adalah senyawa-senyawa yang tergolong vitamin alami.
Tahun
penemuan vitamin alami dan sumbernya
|
|||
Tahun penemuan
|
Vitamin
|
Nama biokimia
|
Ditemukan di
|
1909
|
Vitamin A
|
||
1912
|
Vitamin B1
|
||
1912
|
Vitamin C
|
||
1918
|
Vitamin D
|
||
1920
|
Vitamin B2
|
||
1922
|
|||
1926
|
Vitamin B12
|
Telur
|
|
1929
|
|||
1931
|
Vitamin B5
|
||
1931
|
Vitamin B7
|
Hati
|
|
1934
|
Vitamin B6
|
Kacang
|
|
1936
|
Vitamin B3
|
Ragi
|
|
1941
|
Vitamin B9
|
Hati
|
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini
antara lain :
1. Vitamin merupakan
nutrient organic yang dibutuhkan dalam jumlah kecil untuk berbagai fungsi
biokimiawi dan yang umumnya tidak disintesis oleh tubuh sehingga harus
didapatkan dari makanan;
2. Vitamin yang larut di
dalam lemak antara lain vitamin A, vitamin D, vitamin E dan Vitamin K;
3. Vitamin yang larut di
dalam air antara lain vitamin B dan vitamin C;
4. Vitamin berfungsi
sebagai pengatur regenerasi kulit, penglihatan, system susunan saraf dan sistem
imun di dalam tubuh serta berperan dalam proses pembekuan darah; dan
5. Vitamin yang larut
dalam lemak kelebihannya di dalam tubuh akan menimbulkan gejala toksisitas.
DAFTAR PUSTAKA
Djaeni, A. 1989. Ilmu Gizi. Erlangga,
Jakarta.
Girindra, A. 1993. BIOKIMIA DASAR. Erlangga,
Jakarta.
Kuchel, S. 2006. BIOKIMIA. Erlangga, Jakarta.
Marks, D. 2000. BIOKIMIA KEDOKTERAN DASAR. EGC,
Jakarta.
Stryer, M. 1995. Biochemistry. EGC,
Jakarta.